Kamis, 29 April 2021

MENGENAL JENIS TANAH DI WILAYAH MURUNG RAYA

 

Tanah adalah lapisan teratas bumi yang paling mudah kita jangkau. Tanah terbentuk dari bebatuan yang mengalami pelapukan dari ratusan hingga ribuan tahun.

Tanah sangat vital peranannya bagi semua kehidupan di bumi karena tanah mendukung kehidupan tumbuhan dengan menyediakan hara dan air sekaligus sebagai penopang akar. Struktur tanah yang berongga-rongga juga menjadi tempat yang baik bagi akar untuk bernapas dan tumbuh. Tanah juga menjadi habitat hidup berbagai mikroorganisme. Bagi sebagian besar hewan darat, tanah menjadi lahan untuk hidup dan bergerak.

Ilmu yang mempelajari berbagai aspek mengenai tanah dikenal sebagai ilmu tanah.

Dari segi klimatologi, tanah memegang peranan penting sebagai penyimpan air dan menekan erosi, meskipun tanah sendiri juga dapat tererosi.

Komposisi tanah berbeda-beda pada satu lokasi dengan lokasi yang lain. Air dan udara merupakan bagian dari tanah.

Mengidentifikasi jenis tanah penting untuk mendukung pertumbuhan tanaman yang sehat.

Ketika kita mengamati tanah baik di pinggir jalan, hutan, kebun atau di tepi sungai, sepintas lalu kelihatan mirip, karena permukaannya mungkin terdapat vegetasi yang menjadi sumber bahan organik. Vegetasi yang mati atau daun yang gugur lama kelamaan menumpuk di permukaan tanah membentuk humus. Humus ini yang menyuburkan tanah. Tetapi bila humus tersebut sudah hilang karena erosi, maka permukaan tanah kelihatan berbeda pada satu tempat dengan tempat lainnya.

Hans Jenny (1899-1992), seorang pakar tanah asal Swiss yang bekerja di Amerika Serikat, menyebutkan bahwa tanah terbentuk dari bahan induk yang telah mengalami modifikasi/pelapukan akibat dinamika faktor iklimorganisme (termasuk manusia), dan relief permukaan bumi (topografi) seiring dengan berjalannya waktu. Berdasarkan dinamika kelima faktor tersebut terbentuklah berbagai jenis tanah dan dapat dilakukan klasifikasi tanah.

Batuan menjadi tanah karena pelapukan yaitu proses hancurnya batuan menjadi tanah.. Batuan dapat mengalami pelapukan karena berbagai faktor, di antaranya cuaca dan kegiatan makhluk hidup. Faktor cuaca yang menyebabkan pelapukan batuan, misalnya suhu dan curah hujan.

Pelapukan yang disebabkan oleh faktor cuaca ini disebut pelapukan fisika. Adapun makhluk hidup yang menyebabkan pelapukan, misalnya pepohonan dan lumut yang disebut pelapukan biologi. Tanah terbentuk dari beberapa faktor : batuan , iklim, jazad hidup, topografi dan waktu. Adanya berbagai berbedaan dari faktor-faktor tersebut , maka proses pelapukan dan pembentukan tanah berbeda-beda. Hal ini menyebabkan adanya perbedaan jenis tanah antara satu daerah dengan daerah lainnya.


Berikut adalah penyebaran jenis tanah di Kabupaten di Murung Raya, berdasarkan wilayah kecamatan.


                   












 



















T A N A H   P O D S O L I K

Tersebar di semua kecamatan di Murung Raya. Dikenal juga sebagai tanah ultisol. Berasal dari bahan induk batuan kuarsa yang berada di zona iklim basah yang memiliki curah hujan antara 2500  hingga 3000 m/tahun.

  Mempunyai sifat yang mudah basah, mengalami pencucian hara dan ion lainnya yang disebabkan oleh air hujan, pH rendah (masam), mempunyai unsur aluminum yang tinggi dan juga besi yang tinggi. 

  Pengelolaan tanah diusahakan adanya penutup lahan. Pembuatan bedengan, guludan atau terasering sesuai dengan kelerengannya.
Untuk meningkatkan produktivitas tanah dapat dilakukan melalui
pemberian kapur, pemupukan, penambahan Bahan Organik, dan penanaman tanaman
adaptif.

Sebaiknya tanah jenis ini tidak dijadikan lahan pertanian, tetapi tetap dibiarkan sebagai
hutan. Kalau sudah terlanjur dibuka sebaiknya dilakukan penghijauan atau 
reboisasi. Usaha pertanian yang sesuai dijaga selalu sebagai daerah konservasi. 
Tanah jenis ini banyak digunakan sebagai hutan, kecuali itu dapat juga digunakan 
sebagai daerah rumput ternak (pasture), savana atau tempat rekreasi.


T A N A H   L A T O S O L

Tersebar di semua kecamatan di Murung Raya, terutama di Tanah Siang, Tanah Siang Selatan, Muara Babuat, Uut Murung dan Seribu Riam. Dikenal juga sebagai tanah laterit dan  feralsol. Banyak mengandung oksida Fe/besi dan Al/alumunium.

Memiliki solum tanah yang agak tebal hingga tebal, yakni mulai sekitar 130 cm hingga lebih dari 5 meter, berwarna merah, coklat, hingga kekuning- kuningan, tekstur tanah pada umumnya adalah liat, struktur tanah pada umumnya adalah remah dengan konsistensi gembur, memiliki pH 4,5 hingga 6,5, yakni dari asam hingga agak asam, memiliki bahan organik sekitar 3% hingga 9%, namun pada umumnya hanya 5% saja, mengandung unsur hara yang sedang hingga tinggi. unsur hara yang terkandung di dalam tanah bisa dilihat dari warnanya. Semakin merah warna tanah maka unsur hara yang terkandung adalah semakin sedikit, lumayan tahan terhadap erosi tanah. Penggunaan cocok untuk tanaman keras, tetapi pupuk organik dan anorganik harus diperhatikan.


TANAH  PODSOLIK  MERAH  KUNING

Tersebar di beberapa kecamatan, seperti Permata Intan, Murung, Laung Tuhup dan Batura. Jenis tanah mineral tua dengan ciri warna kekuningan atau kemerahan.

Warna kuning dan merah disebabkan karena longgokan besi
dan aluminum yang teroksidasi. Mineral lempung penyusunnya didominasi oleh silikat.

Batasan yang dibuat oleh USDA adalah "sekelompok tanah masam yang perkembangannya lanjut, dengan atusan (drainasi) baik, memiliki horizon organik dan organik-mineral yang tipis di atas horizon tercuci berwarna cerah di atas horizon yang lebih berlempung berwarna merah, merah kekuningan, atau kuning. Bahan induk lebih kurangnya adalah bersilikat. Horizon-horizon jeluk dalam memiliki garis-garis menjala atau bercak-bercak kasar berwarna merah, kuning, coklat, atau kelabu cerah adalah penciri tanah Podsolik Merah-Kuning apabila bahan induknya tebal."

Sebagaimana tanah podsol lainnya, tanah ini dikenal bermasalah untuk digunakan dalam budidaya tanaman semusim karena kemasaman rendah sehingga fosfor, salah satu hara penting bagi tumbuhan, tidak tersedia bagi akar untuk diserap. Persoalan lainnya adalah tingginya kandungan aluminum terlarut, sehingga meracun (toksik) bagi banyak tanaman. Meskipun demikian, banyak tanaman pohon yang tidak terlalu terpengaruh oleh kondisi ini karena membentuk lapisan humus pada permukaannya.


T A N A H   G L E I   H U M U S

Terdapat di kecamatan Murung, Laung Tuhup dan Permata Intan.

Tanah glei humus ialah suatu tanah yang terbentuk dari suatu hasil daripada endapan suatu bahan yang sifatnya ialah aluvial. 

Tanah jenis ini terbentuk pada wilayah yang dengan punya tingkat curah hujan yang tinggi. Yaitu sekitar 1500mm/tahun.

 Dataran rendah yang berawa-rawa ialah persebaran dari jenis tanah ini dan kita bisa menemukannya ditempat tersebut.

Merupakan tanah yang subur.


T A N A H   R E N Z I N A

Hanya terdapat dalam luasan kecil di sebelah barat Kecamatan Permata Intan.

Merupakan tanah organik diatas bahan berkapur yang memiliki tekstur lempung.

Berasal dari pelapukan batuan kapur dengan curah hujan yang tinggi. Memiliki kandungan Ca dan Mg yang cukup tinggi, bersifat basa, berwarna hitam, serta hanya mengandung sedikit unsur hara.  

Renzina digunakan untuk budidaya tanaman keras semusim dan

juga tanaman palawija.

 

 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar